BREAKING NEWS

 


Menakar Kebangkitan Partai Kristen: Lebih dari Sekadar Politik, Sebuah Refleksi Kebangsaan

 


Oleh: Kefas Hervin Devananda (Romo Kefas)


Bogor - Pemilu 2029 semakin dekat, dan di tengah riuhnya persiapan, sebuah pertanyaan kembali mengemuka: Mampukah partai Kristen menghadirkan alternatif kepemimpinan yang berintegritas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, serta menjadi jembatan penghubung antara berbagai kelompok masyarakat yang kerap kali terpolarisasi? Bukan sekadar tentang meraih kursi di parlemen, tetapi tentang menjadi kekuatan penyeimbang di tengah polarisasi politik yang semakin mengkhawatirkan. Mungkinkah kebangkitan partai Kristen menjadi angin segar bagi demokrasi Indonesia yang tengah diuji? Mari kita telaah lebih dalam, menakar potensi dan tantangan yang menghadang, serta merumuskan strategi yang tepat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.


Sejarah yang Membayangi: Belajar dari Akar, Menuju Masa Depan


Partai Kristen bukanlah entitas asing dalam sejarah politik Indonesia. Jauh sebelum Indonesia merdeka, organisasi-organisasi Kristen telah aktif dalam mengukir jejak perjuangan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, partai-partai seperti Parkindo dan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pernah menjadi bagian integral dari lanskap politik nasional. Parkindo, yang dipimpin oleh tokoh-tokoh visioner seperti Johannes Leimena dan Melanchton Siregar, bahkan sempat meraih 8 kursi di DPR RI pada Pemilu 1955. Partai Katolik, yang juga memiliki akar yang kuat sejak 1945, berhasil meraih 10 kursi pada pemilu yang sama.


Namun, lebih dari sekadar menduduki kursi di parlemen, partai-partai Kristen di masa lalu telah menorehkan catatan perjuangan yang tak lekang oleh waktu. Parkindo, misalnya, dikenal sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dan kebebasan beragama di era Orde Lama. Salah satu contoh konkretnya adalah bagaimana Parkindo gigih membela hak-hak warga Kristen di wilayah tertentu yang mengalami diskriminasi dalam pembangunan tempat ibadah. Mereka juga berperan sentral dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada pembangunan pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah terpencil, menjangkau mereka yang terpinggirkan. Partai Katolik, di sisi lain, memfokuskan diri pada isu-isu keadilan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat marginal, memberikan suara bagi mereka yang tak terdengar. Sebagai contoh, Partai Katolik mempelopori program-program pelatihan keterampilan bagi para petani dan nelayan di wilayah Nusa Tenggara Timur, membantu mereka meningkatkan taraf hidup dan kemandirian ekonomi. Selain itu, sebuah fakta yang tak terbantahkan adalah, hingga saat ini, belum ada catatan kader dari partai-partai Kristen yang terjerat kasus korupsi atau terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT). Hal ini menjadi fondasi kokoh dalam membangun kembali kepercayaan publik yang terkoyak.


Namun, roda waktu terus berputar. Pada tahun 1973, Parkindo dan Partai Katolik memutuskan untuk melebur ke dalam PDI, sebuah fusi yang menandai berakhirnya era partai Kristen yang signifikan di panggung politik nasional. Meskipun demikian, semangat untuk mewujudkan aspirasi politik umat Kristen tidak pernah benar-benar padam. Pepatah Jawa yang sarat makna, "Sepi ing pamrih, rame ing gawe," yang berarti bekerja keras tanpa mengharapkan imbalan, menjadi kompas moral yang diharapkan dapat terus membimbing perjuangan politik umat Kristen, dengan menjunjung tinggi integritas, pelayanan, dan pengabdian.


Setelah reformasi 1998, muncul kembali partai-partai yang berupaya menghidupkan kembali representasi politik Kristen. Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB) berhasil meraih 5 kursi di DPR RI pada Pemilu 1999, sementara Partai Damai Sejahtera (PDS) mencatat prestasi yang lebih signifikan dengan 13 kursi pada Pemilu 2004.


Namun, ingatan kolektif tentang peran politik Kristen di masa lalu tidak pernah pudar. Bagi sebagian kalangan, kebangkitan partai Kristen adalah panggilan untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan, representasi politik, dan nilai-nilai luhur yang pernah ada.


Mengapa Sekarang? Membaca Tanda-Tanda Zaman


Mengapa wacana kebangkitan partai Kristen kembali mencuat ke permukaan saat ini? Ada beberapa faktor krusial yang perlu kita cermati bersama. Pertama, meningkatnya kesadaran politik di kalangan umat Kristen Indonesia. Mereka semakin menyadari betapa pentingnya memiliki representasi yang kuat dan efektif dalam proses pengambilan keputusan politik, agar suara mereka didengar dan kepentingan mereka diperjuangkan. Sebagai contoh, banyak tokoh muda Kristen yang mulai aktif terlibat dalam diskusi-diskusi publik mengenai isu-isu kebangsaan, menunjukkan kesadaran politik yang semakin tinggi. Kedua, kekecewaan yang mendalam terhadap partai-partai politik yang ada, yang dinilai kurang responsif atau bahkan abai terhadap kepentingan umat Kristen. Sebagai contoh, beberapa kebijakan pemerintah daerah terkait perizinan tempat ibadah dinilai kurang adil dan diskriminatif, memicu kekecewaan di kalangan umat Kristen. Ketiga, keyakinan yang teguh bahwa nilai-nilai Kristen, seperti kasih, keadilan, perdamaian, dan kebenaran, dapat memberikan kontribusi positif dan signifikan bagi pembangunan bangsa yang inklusif dan berkeadilan.


Namun, faktor-faktor ini saja tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilan sebuah partai Kristen. Ada tantangan-tantangan besar yang harus dihadapi dengan kearifan dan strategi yang matang.


Tantangan di Depan Mata: Mengurai Benang Kusut, Merajut Harapan


- Basis Dukungan yang Terfragmentasi: Umat Kristen Indonesia tersebar di berbagai wilayah geografis dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan denominasi yang beragam. Belajar dari pengalaman pahit masa lalu, partai Kristen harus mampu merangkul keberagaman ini sebagai kekuatan, membangun platform yang inklusif, dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.

- Isu Identitas yang Sensitif: Di tengah polarisasi politik yang semakin mengkhawatirkan, isu identitas agama menjadi sangat sensitif dan rentan dimanipulasi. Partai Kristen harus mampu meyakinkan semua pihak bahwa perjuangan mereka bukan hanya untuk kepentingan umat Kristen semata, melainkan untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia, tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan.

- Citra Eksklusif yang Menjebak: Salah satu tantangan terbesar adalah menghindari citra eksklusif yang dapat menjauhkan pemilih dari kelompok agama lain. Partai Kristen harus mampu membangun jembatan persahabatan dan kerja sama dengan kelompok-kelompok lain, menunjukkan bahwa mereka inklusif, toleran, dan siap berkolaborasi demi kemajuan bangsa.

- Dukungan Finansial dan Infrastruktur yang Terbatas: Membangun partai politik yang solid dan berkelanjutan membutuhkan sumber daya yang besar, baik finansial maupun non-finansial. Partai Kristen harus mampu menggalang dukungan finansial dari berbagai sumber yang sah dan membangun infrastruktur organisasi yang kuat dan efisien, belajar dari keterbatasan yang dialami partai-partai sebelumnya.

- Regulasi dan Ambang Batas Parlemen yang Tinggi: Sistem politik Indonesia memiliki ambang batas parlemen yang tinggi, yang mempersulit partai-partai kecil untuk menembus parlemen. Partai Kristen harus mampu melampaui ambang batas ini dengan strategi yang cerdas dan kerja keras


Strategi yang Mungkin: Inklusivitas dan Relevansi


Jika ingin berhasil, partai Kristen harus memiliki strategi yang cerdas dan inovatif. Beberapa strategi yang mungkin dilakukan:


- Fokus pada Isu-Isu Konkret: Alih-alih terjebak dalam isu-isu identitas yang sensitif, partai Kristen dapat fokus pada isu-isu konkret yang relevan bagi seluruh masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan hidup.

- Membangun Koalisi: Partai Kristen dapat membangun koalisi dengan partai-partai lain yang memiliki visi dan misi yang sejalan. Koalisi ini dapat memperkuat posisi politik dan memperluas basis dukungan.

- Menggunakan Media Sosial: Media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menjangkau pemilih muda dan membangun kesadaran politik. Partai Kristen harus mampu memanfaatkan media sosial secara kreatif dan strategis.

- Menampilkan Tokoh-Tokoh yang Kompeten: Partai Kristen harus mampu menampilkan tokoh-tokoh politik yang kompeten, berintegritas, dan memiliki rekam jejak yang baik. Tokoh-tokoh ini dapat menjadi daya tarik bagi pemilih dan meningkatkan kredibilitas partai.

- Mengedepankan Nilai-Nilai Universal: Partai Kristen harus mampu mengedepankan nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih, perdamaian, dan kebenaran. Nilai-nilai ini dapat menjadi landasan moral bagi tindakan politik dan menarik dukungan dari berbagai kalangan.


Masa Depan yang Belum Pasti: Peluang dan Tantangan


Kebangkitan partai Kristen di Indonesia adalah sebuah wacana yang menarik dan kompleks. Peluang selalu ada, tetapi tantangan juga tidak kalah besar. Keberhasilan partai Kristen akan sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk belajar dari sejarah, beradaptasi dengan realitas politik Indonesia yang dinamis, membangun dukungan yang luas, menawarkan solusi konkret bagi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, serta menjaga integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai moral yang menjadi landasan perjuangan mereka.


Pada akhirnya, pertanyaan tentang mungkinkah kebangkitan partai Kristen di Indonesia hanya bisa dijawab oleh waktu dan pilihan politik rakyat Indonesia. Namun, terlepas dari jawaban tersebut, yang terpenting adalah bagaimana wacana ini mampu mendorong kita semua untuk merenungkan kembali makna kebangsaan, inklusivitas, dan peran agama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil, makmur, dan beradab bagi seluruh warganya. Semoga artikel ini dapat menjadi sumbangsih pemikiran yang konstruktif bagi kemajuan demokrasi dan harmoni sosial di Indonesia.


 

_________


Penulis adalah Jurnalis Senior Pewarna Indonesia, Wasekjen Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo), dan juga merupakan salah satu Rohaniawan dalam Sinode Gereja di Indonesia. Beliau aktif menulis tentang isu-isu sosial, politik, dan keagamaan, serta memiliki perhatian khusus terhadap peran umat Kristen dalam pembangunan bangsa.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image

Terkini